Pages

Thursday, May 22, 2014

TNI Lebih Waspadai Natuna Ketimbang Ambalat


TNI Lebih Waspadai Natuna Ketimbang Ambalat

Source ~ http://www.gatra.com/nusantara-1/nasional-1/52819-tni-lebih-waspadai-natuna-ketimbang-ambalat.html

Balikpapan, GATRAnews - Tentara Nasional Indonesia (TNI) melihat adanya potensi konflik lebih besar di Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), ketimbang di Ambalat, Kalimantan Utara. Hal itu ditegaskan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Jumat (16/5), di Jakarta.

Jenderal Moeldoko hadir di Balikpapan hingga Jumat pagi, untuk transit sebelum bertolak ke Ambalat, guna menyaksikan pelaksanaan Komando Tugas Operasi Gabungan (Kosgasgab) Ambalat 2014, sebuah operasi yang disebut Jenderal Moeldoko sebagai Operasi Wibawa.





"Kami cenderung memperhatikan Natuna karena perubahan-perubahan situasi di Laut Cina Selatan memiliki potensi instabilitas," sebut Jenderal Moeldoko, seperti dilaporkan Antara.

Kepulauan Natuna berada di barat laut Pulau Kalimantan, masuk ke dalam Provinsi Kepulauan Riau, walaupun lebih dekat kepada Kalimantan Barat, berada di ujung Selat Karimata di utara, atau di selatan Laut Cina Selatan. Natuna menjadi titik sempadan laut bagi Indonesia, Malaysia, Kamboja, dan Vietnam. Wilayah ini memiliki kandungan minyak dan gas yang sangat kaya.

Jalur ini juga rute pelayaran yang ramai, yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar di utara seperti Hongkong, Taiwan, Korea, hingga Jepang dengan Singapura di selatan.

Sementara itu, Ambalat berada di timur laut Kalimantan Utara. Terutama di sekitar perairan Karang Unarang, pernah menjadi tempat militer Malaysia dan Indonesia saling unjuk kekuatan menyusul provokasi Malaysia pasca-kemenangannya atas klaim Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan, dua pulau eksotis di perbatasan kedua negara yang juga tak jauh dari kawasan itu.


Operasi Garda Wibawa

Komando Tugas Operasi Gabungan Ambalat 2014 adalah operasi gabungan pengamanan perbatasan oleh TNI AL dan TNI AD serta TNI AU. Panglima TNI mengunjungi pelaksanaan operasi itu selama sehari pada Jumat (16/5).

Saat ini perbatasan darat sedang dijaga oleh Batalyon Infanteri 100 Raider dari Sumatera Utara sejak Januari lalu.

Selama 4 bulan lebih bertugas, menurut Komandan Batalyon Letkol Inf Safta Ferryansyah, prajuritnya tak kurang dari 7 kali mencegah dan mengamankan upaya-upaya penyelundupan, mulai dari minuman keras ilegal hingga narkoba, yang coba dibawa masuk ke Indonesia.

Ancaman-ancaman seperti inilah yang disebut Panglima Kodam VI Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman, yang membawahi Kalimantan Utara, Kalimantan Timr, dan Kalimantan Selatan, sebagai ancaman perang hibrida.

"Bukan perang konvensional militer lawan militer, tapi melemahkan kita melalui ekonomi, termasuk perpecahan antara sesama kita, dan kegiatan-kegiatan ilegal tersebut," tegasnya dalam beberapa kesempatan. (TMA)

Source ~ http://www.gatra.com/nusantara-1/nasional-1/52819-tni-lebih-waspadai-natuna-ketimbang-ambalat.html

No comments:

Post a Comment